Pa'karatena Bone

Sabtu, 21 Maret 2009

26 kata aliran shotokan


KATA HEIAN
1. HEIAN SHODAN

Heian berarti “Pikiran Penuh Kedamaian”. Kata ini adalah kata pertama dari lima Kata tingkat dasar, yang diciptakan oleh Yasutsune Itosu (salah satu guru Gichin Funakoshi). Meskipun tidak diketahui bagaimana Kata Heian ini diciptakan, tetapi banyak yang berpendapat bahwa Heian merupakan bagian dari Kata yang lebih tinggi tingkatannya yaitu Kata Kanku-Dai. Itosu menciptakan Kata Heian untuk memperkenalkan Karate kedalam kurikulum sekolah untuk menghilangkan kesan tehnik yang berbahaya yang terdapat pada kata lanjutan. Heian Kata merupakan Kata Shorin, yang memperlihatkan kekuatan dan fleksibelitas gerakan.

Hal Penting :
Sikap kedepan dan Pukulan gerak maju. Memiliki 21 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.

2. HEIAN NIDAN

Heian Nidan berarti seri Heian yang kedua. Aslinya Kata ini merupakan Kata yang pertama, tetapi Gichin Funakoshi merubahnya, karena Kata ini lebih sulit untuk dipelajari maupun mengajarinya. Kata ini berhubungan dengan Kata Bassai-Dai.

Hal Penting :
Sikap balik kebelakang,tendangan menyamping,membalikan posisi pinggang/pinggul dan kombinasi tehnik. Memiliki 26 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.

3. HEIAN SANDAN

Heian Sandan berarti Heian yang ketiga dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Jitte.

Hal Penting :
Sikap kesamping dan tangkisan atas (atas bahu/kepala). Memilki 20 gerakan dengan waktu aplikasi 40 detik.

4. HEIAN YONDAN

Heian Yondan berarti Heian keempat dari seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Kanku-Dai.

Hal Penting :
Pengembangan/kontraksi, tangkisan dan tehnik penyelesaian. Memiliki 27 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.

5. HEIAN GODAN

Heian Godan berarti Kata Heian kelima dari Seri Kata Heian. Kata ini berhubungan dengan Kata Gankaku.

Hal Penting :
Fleksibilitas dan Keseimbangan. Memiliki 23 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.

KATA TEKKI
6. TEKKI SHODAN

Tekki berarti kuda besi atau posisi berkuda. Tekki Shodan adalah Kata Tekki pertama dalam seri Kata Tekki. Kata Tekki adalah Kata Shorei, menggambarkan kekuatan, tehnik yang penuh tenaga. Kata Tekki diciptakan dan direvisi oleh Yasutsune Itosu. Gichin Funakoshi menghabiskan waktu tiga tahun untuk belajar dan menguasai masing-masing Kata Tekki ini (pada waktu itu, setiap murid menghabiskan beberapa tahun untuk mempelajari Kata). Tekki Shodan mempunyai nama asli Naihanchi dan diperkenalkan oleh Yasutsune Itosu, Tekki Nidan dan Sandan diciptakan oleh Yasutsune Itosu. Belum ada penjelasan yang memadai kenapa Tekki memiliki perlintasan gerakan satu garis, meskipun kadang terpikir dilakukan dengan baju besi dan/atau diatas punggung kuda (hal ini tidak bisa diaplikasikan secara teknis). Makna dari Kata ini dapat juga pertahanan dengan latar belakang dinding/tembok atau diatas perahu.

Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul, dan sikap kesamping. Memiliki 29 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.

7. TEKKI NIDAN

Tekki Nidan berarti Kata kedua dari seri Kata Tekki. Tekki Nidan dan Tekki Sandan dipelajari untuk pertama kali pada level sabuk Coklat, tetapi tidak dipelajari secara intensif hingga tingkat sabuk Hitam.

Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 24 gerakan , dengan waktu aplikasi 50 detik.

8. TEKKI SANDAN

Tekki Sandan berarti Kata Tekki yang ketiga dari seri Kata Tekki.

Hal Penting
Posisi badan rendah yang kuat, getaran pinggul dan sikap kesamping. Memiliki 36 gerakan dengan waktu aplikasi 50 detik.

KATA LANJUTAN
9. BASSAI-DAI

Bassai-Dai berarti menghancurkan pertahanan musuh dengan kecerdikan dan menemukan kelemahan lawan (kebanyakan mengartikan “Gempuran Yang Sangat Kuat”). Kata ini dipelajari pada tingkat Kyu 3 hingga tingkat Shodan (Dan I). Aslinya disebut Passai, Kata ini pertama kali diperlihatkan di Tomari dan Shuri. Bassai-Dai adalah Kata Shorin.

Hal Penting
Rotasi Pinggul, kekuatan penuh, semangat yang kuat dan luapan tenaga, ketidak-untungan harus menjadi keuntungan. Memiliki 42 gerakan, dengan waktu aplikasi 60 detik.

10. BASSAI-SHO

Bassai-Sho berarti lebih rendah dari Bassai-Dai. Kata Shorin ini diciptakan oleh Yasutsune Itosu. Kata ini lembut, tetapi penuh tenaga walaupun tidak seperti Bassai-Dai.

Hal Penting
Tangkisan yang sangat kuat dan serangan balik yang sangat tajam. Memiliki 27 gerakan.

11. KANKU-DAI

Kanku-Dai berarti melihat dunia atau langit (dari gerakan pertama). Kata Dai menunjukkan bahwa Kata ini merupakan Kata Kanku terhebat. Kanku-Dai bernama asli Kushanku, nama seorang ahli bela diri Cina yang datang ke Okinawa pada abad ke-18. Kata ini merupakan Kata favorit dari Gichin Funakoshi dan Kata ini yang beliau pilih untuk di demonstrasikan diluar Okinawa. Gichin Funakoshi yakin bahwa Kanku-Dai memiliki semua element dasar dari Karate Shotokan. Kata ini juga merupakan favorit Sensei Okazaki yang mendemonstrasikan kata ini di buku The Best Karate. Kata ini juga menjadi bahan ujian sebagai Kata kedua dalam Ujian Nidan (Dan II).

Hal Penting
Tehnik yang cepat dan lamban, penuh tenaga dan lembut, pemekaran dan penciutan, dan lompatan dan membungkuk. Kata ini digunakan jika benar-benar terkepung oleh musuh. Keadaan/situasi juga merupakan hal penting, karena panjangnya Kata. Memiliki 65 gerakan dengan waktu aplikasi 90 detik.

12. KANKU-SHO

Kanku-Sho berarti Kata terendah didalam Kata Kanku. Kata Shorin ini merupakan perpaduan antara Heian Yondan dan Kanku-Dai.

Hal Penting
Penggunaan tenaga dengan benar, kecepatan dan pemekaran/penciutan dari otot. Memiliki 47 gerakan.

13. JITTE

Jitte (kadang dibaca Jutte) berarti tangan sepuluh atau keajaiban sepuluh. Kata Shorei ini berasal dari Tomari. Kata ini mungkin diperagakan dengan tongkat di tangan. Nama Kata ini tidak mengalami perubahan (hanya Jitte dan Gion yang tidak mengalami perubahan).

Hal Penting
Rotasi pinggul, dan tangkisan dengan tongkat. Memiliki 24 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

14. HANGETSU

Hangetsu berarti Bulan Separuh/Setengah Bulan (berarti juga nama sikap utama dalam Kata). Kata ini adalah asli Cina dan nama aslinya adalah Seisan atau Seishan. Kata ini diperagakan pertama kali di Tomari. Kata ini adalah Kata Shorei.

Hal Penting
Pemekaran/penciutan, putaran lengan dan pergerakan kaki serta pernapasan. Memiliki 41 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

15. EMPI

Empi (kadang disebut Enpi) berarti Burung Wallet Terbang. Kata Shorin ini dipelajari teutama di Tomari (hingga Restorasi Meiji, disebarkan ke Shuri dan Naha). Kata ini sebelumnya dikenal dengan nama Wansu atau Wanshu (Setelah seorang ahli beladiri Cina datang ke Okinawa ). Nama Kata ini diganti oleh Gichin Funakoshi. Yasutsune Itosu membuat perbaikan yang sangat berarti dari gerakan Kata yang asli.

Hal Penting
Tinggi rendah posisi badan, gerakan yang cepat (kecepatan). Memiliki 37 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

16. GANKAKU

Gankanku berarti “Burung Bangau Diatas Karang” (nama ini diambil dari salah satu posisi dalam Kata ini – ada posisi dimana seperti burung bangau dengan satu kaki, sebagai serangan dalam mempertahankan diri). Ini merupakan Kata yang sudah sangat tua, aslinya bernama Chinto, kemudian namanya diubah oleh Gichin Funakoshi. Kata ini disempurnakan oleh Yasutsune Itosu. Gankaku merupakan Kata Shorin (walaupun kadang dikatakan sebagai Kata Shorei).

Hal Penting
Keseimbangan dan tendangan kesamping. Memiliki 42 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

17. GION

Arti dari Gion (Kadang dibaca Jion) belum ditemukan. Ini merupakan Kata Shorei yang diberi nama setelah rahib Cina datang ke Okinawa. Gion juga merupakan nama pura di Jepang dan Cina. Dan Gion dikenal sebagai nama rahib Budha Suci. Nama Kata ini tidak mengalami perubahan. Gion dipelajari di Tomari. Versi lain dari Kata Gion ini juga dipelajari aliran Karate Wado-Ryu. Didalam mengambil nama dari rahib Budha Suci, Gion berkonotasi ketenangan, penuh kebanggaan, dan penuh kekuatan dalam mempelajarinya. Kata ini didemonstrasikan oleh Sensei Tanaka dalam buku The Best Karate.

Hal Penting
Ketenangan, gerakan penuh tenaga, dengan semangat bertarung yang hebat. Memiliki 47 gerakan dengan waktu aplikasi 60 detik.

18. CHINTE

Chinte berarti “Tangan Ajaib”. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terdiri dari beberapa tehnik Cina yang tidak ditemukan dalam Karate Shotokan. Gichin Finakoshi mengganti namanya menjadi Shoin, tetapi kemudian kembali lagi kenama yang dahulu. Sangat sulit untuk menguasai pengunaan tenaga yang benar pada Kata ini.

Hal penting
Memiliki 33 gerakan.

19. UNSU

Unsu berarti “Tangan Bagaikan Awan”. Kata ini merupakan Kata Shorin tanpa diketahui asalnya. Tangan dengan arti tehnik tangan menyapu lawan seperti awan terbelah pisau dilangit. Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa Kata Unsu terlihat bagaikan “Burung gagak yang menakutkan mencoba menari “, jika Kata Heian, Kanku-Dai, Empi dan Gion sebelumnya telah dikuasai.

Hal Penting
Lompatan Tinggi dan rendah, tenik menendang, berpura-pura dan menggunakan beberapa bagian tubuh sebagai senjata. Memiliki 48 gerakan.

20. SOCHIN

Sochin berarti perasaan/keadaan tenang ditengah orang (dan nama ini diambil dari posisi utama didalam Kata ini). Kata Sochin merupakan Kata Shorei, dimodifikasi oleh Yoshitaka Funakoshi (anak dari Gichin Funakoshi).

Hal Penting
Lamban, gerakan penuh tenaga dan sikap sochin ( juga disebut sikap fudo-dachi ). Memilki 40 gerakan.

21. NIJUSHIHO

Nijushiho berarti 24 (dua puluh empat) langkah (sekarang memiliki 30 gerakan, tetapi aslinya adalah 24 gerakan kaki). Makna dari Kata ini adalah sebuah gambaran alami aliran air atau ombak (kadang gerakannya lamban dengan segala keagungan, kadang kuat dan cepat). Kata ini merupakan Kata Shorin (meskipun ada yang mengklaim sebagai Kata Shorei). Kata ini adalah Kata favorit instruktur Frank Woon-A-Tai. Pada tahun1934 Guru Gichin Funakoshi memerintahkan Masatoshi Nakayama untuk mempelajari Kata ini dari Guru Shito-Ryu, Kenwa Mabuni. Kata ini secara bertahap disesuaikan dengan tehnik Shotokan.

Hal Penting
Penggabungan total dari bermacam kekuatan dan kecepatan (Masatoshi Nakayama mengingatkan bahwa kata ini dapat menyerupai sebuah “Tarian” tanpa kepandaian yang sempurna untuk melakukannya).

22. GOJUSHIHO-DAI

Gojushiho-Dai berarti 54 (lima puluh empat) langkah (sekarang 62 gerakan). Kata Shorin ini terinspirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruhnya. Nama lamanya adalah Useshi. Kata ini asli dari Cina dan dipelajari di Cina hingga abad ke-20. Masatoshi Nakayama juga mempelajari Kata Gojushiho ketika dia belajar Nijushiho dengan Mabuni.

Hal Penting
Dengan segala kelembutan dan tehnik aliran.

23. GOJUSHIHO-SHO

Gojushiho-Sho berarti kata terendah di Kata Gojushiho. Kata ini merupakan Kata Shorin yang terinpirasi dari seekor burung yang menyerang musuh dengan ketajaman paruh, sayap dan cakarnya. Kemampuan tehnik tingkat tinggi sangat dibutuhkan untuk memainkan atau mengerti Kata ini.

Hal Penting
Satu hal penting dalam Kata ini adalah tehnik tangan pedang. Memiliki 65 gerakan yang mudah dikacaukan dengan gerakan Gojushiho-Dai.

24. MEIKYO

Meikyo berarti cermin membersihkan cermin (kembali mengasah tehnik Karate dengan latihan yang berulang untuk mendapatkan sebuah pengertian yang jernih tentang tehnik dan karakter Karate). Kata Shorei ini memiliki pengusaan tehnik dalam Kata Heian dengan bentuk Kata yang lebih lunak dan tenang. Nama asli Kata ini adalah Rohai. Kata ini merupakan Kata favorit Sensei Masatoshi Nakayama. Menurut cerita asli, Kata ini diambil dari sebuah tarian untuk meminta Tuhan memunculkan Dewa Matahari (Amaterasu) dari goa dimana dia bersembunyi.

Hal Penting
Memiliki 32 gerakan.

25. WANKAN

Wankan berarti “Mahkota Raja”. Kata Shorin ini tidak dijelaskan dalam buku The Best Karate. Wankan adalah Kata terpendek dari semua Kata aliran shotokan. Kata ini aslinya dipelajari di Tomari, terdiri dari gerakan lembut dan ringan dari apa yang sekarang kita lihat dalam kata aliran Shotokan.

26. JI’IN

Ji’in diciptakan sebagai sebuah penghormatan terhadap kematian dan ketenangan/ penuh kekuatan dari Gion. Nama aslinya tidak diketahui dan namanya mungkin diambil dari sumber yang sama dengan Gion. Pembahasan tentang ini belum selesai dalam buku The Best Karate.

Mengapa Kita Harus Kiai ?


Kiai, yang berarti teriakan semangat merupakan salah satu komponen penting dalam berlatih karate. Bukan sekedar mengeluarkan udara dan suara sekeras-kerasnya, namun lebih dari itu. Kiai yang salah hanya akan membahayakan karateka itu sendiri, karena dalam kondisi itu akan mudah diserang. Bahkan dalam serangan yang lemah sekalipun. Hal ini sering terjadi dalam turnamen. Mungkin karena terlambat kiai akhirnya serangan lawan masuk. Dan bisa ditebak, sakitnya jangan ditanya lagi. Belajar dari pengalaman, ternyata kiai ketika kita dipukul lebih sakit daripada kita dalam latihan biasa (yang tidak ada lawannya tentu saja !).

Nah, kembali ke masalah kiai tadi. Secara teori sebenarnya ada tiga manfaat poin penting dalam kiai. Yang pertama tentu saja menunjukkan semangat bertarung alias fighting spirit kita. Jelas kita nggak mungkin bertanding tanpa mengeluarkan suara. Seorang teman bilang, “Nggak seru deh, rasanya kok nggak niat”, begitu katanya. Dan rasanya pendapat itu tidak salah juga. Coba bayangkan sendiri kalau Anda kumite dengan lawan yang seperti itu.
Dalam sesi latihan biasanya kiai pada gerakan kelima atau kesepuluh, jika berlatih dasar (kihon). Atau pada teknik yang terakhir. Umumnya senior/pelatih akan memberikan aba-aba untuk berteriak.

Jangan dikira kiai adalah pekerjaan mudah. Umumnya sering saya melihat yunior-yunior sangat sulit kalau disuruh kiai setiap akhir suatu teknik. Kalau murid pemula seharusnya tidak masalah, tapi kalau murid tingkat lanjut ? Tentu ini jadi masalah kalau harus turun dalam turnamen resmi. Karena fungsi kiai disini juga untuk mengantisipasi cedera dalam kumite. Kedua, mempengaruhi lawan. Bagaimana bisa dengan hanya berteriak lawan akan terpengaruh bahkan sampai ketakutan. Ada istilah kiai jutsu dalam dunia bela diri, dimana dengan hanya berteriak maka lawan akan mengurungkan serangan.

Rahasianya ternyata cukup simpel, dimana saat kita berteriak harus dilandasi dengan semangat berperang yang sungguh-sungguh tanpa keraguan dan ketakutan. Yang pasti saya tidak mengatakan ini mudah, karena saat kita maju menghadapi lawan ketakutan pasti ada. Dan rasanya itu hal yang manusiawi.
Sedangkan yang terakhir, kiai bisa juga berfungsi sebagai elemen yang meningkatkan tenaga dengan memberi penekanan pada otot.

Dalam suatu acara demonstrasi, umumnya acara puncaknya adalah tameshi-wari(pemecahan). Kalau Anda perhatikan, si peraga tentu kiai saat memecahkan batu, kayu, es atau apapun yang menjadi bahan tameswarenya. Tidak masalah dengan menggunakan bagian tubuhnya yang mana untuk memecahkan. Tentu saja dengan memecahkan harus didukung dengan pernapasan dan kime (fokus/konsentrasi) yang benar.
Nah, itulah rahasianya kiai. Tapi boleh dong kalau saya menambahkan satu lagi. Kiai juga bisa membuat kita lebih rileks dan segar alias fresh. Dan memang dari sudut psikologi berteriak adalah salah satu cara menghilangkan ketegangan fisik dan pikiran. Anda setuju ?

Kata Shotokan


Kata yang berarti bentuk resmi atau kembangan juga memiliki arti sebagai filsafat. Kata memainkan peranan yang penting dalam latihan karate. Setiap kata memiliki embusen (pola dan arah) dan bunkai (praktik) yang berbeda-beda tergantung dari kata yang sedang dikerjakan. Kata dalam karate memiliki makna dan arti yang berbeda. Bahkan kata juga menggambarkan sesuatu. Inilah kata sebagai filsafat.

Oleh sebab itulah kata memiliki peranan yang penting sejak jaman dulu dan menjadi latihan inti dalam karate. Gichin Funakoshi mengambil kata dari perguruan Shorei dan Shorin. Shotokan memiliki 26 kata yang terus dilatih hingga kini. Ada yang populer ada pula yang tidak. Masing-masing kata mempunyai tingkat kesulitan sendiri-sendiri. Karena itu wajib bagi tiap praktisi Shotokan untuk mengulang berkali-kali bahkan ratusan kali.

Jumat, 13 Maret 2009

SEMINAR PERWASITAN FORKI TAHUN 2009

FORKI akan kembali menggelar Seminar Perwasitan, dengan pembicara utama Ketua Dewan Wasit World Karate Federation (WKF) Tommy Morris, yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 s/d 9 Mei 2009 di Gedung Direksi Gelora Bung Karno Lti. II Jln. Pintu Satu Senayan – Jakarta. Sehubungan dengan maksud tersebut, diharapkan agar seluruh wasit nasional A FORKI diwajibkan untuk mengikuti seminar ini guna peningkatan sumber daya perwasitan nasional, mengingat seminar yang akan disajikan nanti adalah menyangkut peraturan WKF terbaru yang telah diberlakukan sejak bulan Januari 2009.
Bagi Dewan Wasit dan Wasit A Nasional FORKI yang tidak mengikuti seminar ini belum akan ditugaskan pada even-even pertandingan dalam waktu dekat ini yaitu :Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)tgl 15 s/d 19 Juni 2009, di Jakarta. Pekan Olahraga TNI Angkatan Darat (PORAD) tgl 15 s/d 23 Juni 2009 di Semarang. Kejuaraan Nasional Piala MENDAGRI XIII dan Piala MENDIKNAS II tanggal 30 Juli s/d 1 Agustus 2009 di Bandar Lampung.Peserta seminar wasit dipunggut biaya perorang sebesar Rp850.000. ( Delapan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk membiayai : Materi Seminar/Peraturan Wasit terbaru, block note, piagam penghargaan, snack dua kali setiap hari, dan penginapan di atlet floor Hotel Atlet Century Park Jakarta (dari tgl 6 sore s/d 10 Mei 2009 pagi sudah termasuk makan 3 kali sehari)Untuk wasit Nasional A FORKI yang sudah expire dapat mengikuti seminar ini dan mengikuti ujian (renewal) oleh Dewan Wasit FORKI saat itu juga, karena pada Kejurnas Piala MENDAGRI XIII dan Piala MENDIKNAS II di Bandar Lampung tidak ada ujian Renewal untuk Wasit A.PB. FORKI memberikan kesempatan kepada Pengprov FORKI dan Perguruan yang belum mempunyai wasit Nasional A FORKI, untuk mengutus perwakilannya masing-masing 1 orang dengan syarat yang dikirim adalah; wasit B atau Juri Nasional FORKI, Wasit/juri Nasional Perguruan atau Wasit/juri FORKI Provinsi, jika tidak memiliki wasit dengan syarat tersebut di atas, dapat mengirimkan Ketua Bidang Pembinaan atau pelatih senior dengan mandat dari Ketua Umum Perguruan atau Pengprov Pengutus. Peserta seminar sudah harus melapor kepada PB. FORKI paling lambat tanggal 5 Mei 2009, di Jakarta.

KEJURNAS KARATE PIALA MENDAGRI XIII DAN MENDIKNAS II 2009

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) di bidang olahraga yang diarahkan pada peningkatan kesehatan jasmani, mental dan rohani, serta ditujukan guna pembentukan watak dan kepribadian, disiplin, sportifitas dan peningkatan prestasi. Untuk membentuk atlit berprestasi, perlu dibangun system recruitment antara lain dengan membangun keterpaduan, koordinasi dan sinergisitas dengan daerah serta membangun wahana untuk menjaring atlit berprestasi. Pertandingan atau kejuaraan adalah urat nadi pembentukan prestasi, tempat mengamati dan mendeteksi bibit atlit sekaligus penjaringan terhadap atlit berprestasi, semakin besar volume dan frekuensi kejuaraan maka semakin besar peluang untuk menghasilkan atlit berprestasi. Kejuaraan Nasional merupakan event puncak untuk mengukur sejauh mana keberhasilan pembinaan atlit di daerah.
Terkait dengan wacana di atas, Pengurus Besar Federasi Olah Raga Karate-do Indonesia (PB. FORKI) akan menyelenggarakan “KEJUARAAN NASIONAL KARATE PIALA MENDAGRI XIII DAN MENDIKNAS II 2009”, di Bandar Lampung, 30, 31 Juli – 1 Agustus 2009.Untuk menyelenggarakan Kejurnas Karate Junior Pial Mendagri XIII dan Piala Mendiknas II tahun 2009, PB. FORKI mengeluarkan surat keputusan Nomor : 31/PBFK-SEKJEN/III/2008 Tanggal 25 Maret 2008, Perihal : Penunjukan Pengprov FORKI Lampung Sebagai Tuan Rumah Penyelenggara Kejurnas Junior Karate Piala MENDAGRI XIII/2008. Surat Keputusan PB. FORKI No. 09/PBFK/KU/KPTS/IV/2008 Tanggal 16 April 2008, Tentang Penyelenggaraan dan Pengangkatan Panitia Pelaksana Kejurnas Karate Junior Piala MENDAGRI XIII/2008.TUJUAN DAN SASARAN KEGIATANMeningkatkan frekuensi kompetisi para atlit-atlit berbakat dari Perguruan dan Daerah pada jenjang tingkat Nasional. Terciptanya pola pembinaan olahraga karate yang terintegrasi dengan pelibatan seluruh komponen pendukung terciptanya atlit-atleit yang handal dan mampu meraih prestasi tingkat dunia.Untuk menjaring atlit-atlit yang akan diproyeksikan untuk mengikuti Pelatnas persiapan WKF Cadet & Junior 2009.Sedangkan sasarannya mengadakan evaluasi dan menguji prestasi atlit-atlit potensial khususnya atlit Junior, Cadet, Pemula dan usia dini dari daerah dan perguruan karate secara maksimal. Terbentuknya database secara formal untuk membantu PB. FORKI dalam menentukan atlet binaan. Menciptakan jenjang kompetisi yang terpadu antar Perguruan Karate dan antar Pengprov FORKI.TEMA KEGIATAN: MELALUI KEJUARAAN NASIONAL KARATE PIALA MENDAGRI XIII & MENDIKNAS II TAHUN 2009 KITA GALANG PERSATUAN DAN KESATUAN MENUJU PRESTASI INTERNASIONAL. PENDAFTARAN- Pendaftaran peserta kejuaraan :Hari/Tanggal : Selasa – Rabu / 28 & 29 Juli 2009Pukul : 09.00 WIB s/d 19.00 WIBTempat : Sekretariat FORKI Lampung (GOR Saburai)Jl. Majapahit No. 10 A Enggal B. Lampung- Pendaftaran Peserta Penataran Wasit dan Juri :Hari/Tanggal : Minggu - Senin / 26 – 27 Juli 2009Pukul : 09.00 WIB s/d 19.00 WIBTempat : Sekretariat FORKI Lampung (GOR Saburai)Jl. Majapahit No. 10 A Enggal B. LampungTIMBANG BADANHari/Tanggal : Selasa – Rabu / 28 – 29 Juli 2009Pukul : 09.00 WIB s/d SelesaiTempat : Sekretariat FORKI Lampung (GOR Saburai)Jl. Majapahit No. 10 A Enggal B. LampungPENATARAN/REFRESSING WASIT DAN JURIHari/Tanggal : Selasa – Rabu / 28 – 29 Juli 2009Pukul : 08.00 WIB s/d SelesaiTECHNICAL MEETINGHari/Tanggal : Kamis / 29 Juli 2009Tempat : Gedung PKK Kota Bandar Lampung Jl. Majapahit No. 18 Enggal, Bandar Lampung PELAKSANAAN PERTANDINGANHari/Tanggal : Jumat – Sabtu – Minggu / 30 Juli s/d 1 Agutus 2009Pukul : 08.00 s.d. selesaiTempat : GOR Saburai Enggal, Bandar lampungSekretariat PB. FORKI :Gedung Direksi Gelora Bung Karno Lt. 8 Jl. Pintu 1 Senayan – Jakarta.10270 Telp. (021) 5731558, (021) 5711801 Fax : (021) 5711801 E-mail : info@pbforki.org URL: http://www.pbforki.org/Sekretariat Panitia Pelaksana :GOR Saburai, Jl. Majapahit No. 10 A Enggal – Bandar Lampung Telp./Fax : (0721) 256678. Contact Person:Reni Aprianti (085269307444) Ardiansyah (081379548002)